SEJARAH DESA
Desa Seran merupakan salah satu desa yang berada di Kec. Seteluk, Kab. Sumbawa Barat, NTB.
Kedatuan Seran atau Kerajaan Seran merupakan kerajaan yang pernah berdiri di Pulau Sumbawa. Kerajaan Seran dipimpin oleh Datu Seran. Kerajaan Seran, Kerajaan Taliwang, dan Kerajaan Jereweh masing-masing merupakan kerajaan berasal dari Kesultanan Sumbawa. Ketiga kerajaan ini masing-masing memiliki kedudukan yang sederajat yang disebut Kamutar Telu.
Seran adalah kerajaan yang sangat diperhitungkan oleh nusantara ketika itu. Diceritakan, dalam kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca, kerajaan Seran disebut-sebut setidaknya dua kali. Bahkan, untuk menyebut nama pulau Sumbawa, kerajaan Majapahit ketika itu menyebut pulau ini sebagai pulau Seran (lihat Negara Kertagama). Kerajaan Seran memiliki hubungan emosional yang lebih tinggi dengan kerajaan-kerajaan di bagian timur Sumbawa, yang kemudian mempengaruhi Bahasa yang berkembang di wilayah ini.
Prajurit-prajurit kerajaan Seran juga terkenal piawai dalam berperang. Ketika Gajah Mada melakukan ekspansi kerajaan Majapahit ke bagian timur nusantara, Gajah Mada dibuat kualahan oleh prajurit-prajurit Seran. Seorang wakil patih kerajaan Majapahit terbunuh dalam pertempuran itu. Jazadnya kemudian dimakamkan di sebuah makam yang kini dinamakan makam Seran.
Makam Datu Seran
Makam Datu Seran secara geografis berada di ujung Desa Seran Kecamatan Seteluk, Kab. Sumbawa Barat. Makam yang Nisannya terbuat dari ukiran batu dari Zaman Belanda ini telah berumur ribuan tahun. Lokasi Makam ini memiliki luas keseluruhan ± 60 M2. Kompleks pemakaman ini sudah banyak yang tertimbun tanah akibat tergerus air. Makam Utamanya yaitu Makam Raja Seran (Datu Seran) berada pada sebuah rumah kecil yang telah direnovasi oleh Pemerintah Daerah sebagai lokasi pemakaman bersejarah. Di dalam Kompleks Makam seluas 3 Are ini terdapat makam kuno yang diduga pembesar dan prajurit Majapahit. DI dalam kompleks terdapat 5 makam yang dipagar. Dari 5 makam ini ada satu makam di pagar. Abubakar penjaga makam menyebut Makam yang dipagar dalam kompleks ini adalah makam Dewa Longan Mas Pakil, keturunan ke 5 dari Sunan Giri. Kompleks makam cukup asri karena di depan makam terdapat tiga pohon besar yaitu pohon beringin, Barorah dan Ketimis. Mengunjungi makam ini adalah menyelami masa enam abad silam sebagai bukti peesatuan nusantara oleh Majapahit.
.